Amalan Hati Seorang Penghafal Al-Quran

Sobat Quran yang dimuliakan Allah, apa amalan hati seorang penghafal Al-Quran agar hafalannya tidak mudah hilang? Jawabannya adalah berprasangka baik kepada Allah.

Seringkali kita temui seorang penghafal Al-Quran yang putus asa ketika menemukan kesulitan dalam menghafal. Atau murajaahnya tidak membuahkan hasil yang diharapkan, di mana hafalannya tidak kunjung lancar. Dan yang terjadi adalah dia berfikir negatif, merasa dirinya tidak mampu, tidak berbakat, dan seterusnya. Padahal Al-Quran adalah kebaikan, maka semua yang terjadi di dalam proses mendekatinya adalah kebaikan.

Seorang penghafal yang baik seharusnya menyadari bahwa ketika Allah memberikan kesulitan kepadanya, pertanda Allah menyayanginya. Karena dengan kesulitan itu Allah menghendaki kebaikan yang lebih banyak dari Al-Quran yang kita peroleh. Kesulitan dalam menghafal mendorong kita untuk mengulang-ulang ayat yang dihafal lebih banyak lagi. Sehingga dengan pengulangan yang lebih banyak tersebut, kebaikan yang kita dapatkan dari Al-Quran pun semakin banyak.

Begitu juga dengan murajaah hafalan. Ketika kita sudah murajaah namun tidak lancar-lancar, itu tandanya mujahadah kita masih kurang.

Bisa jadi pikiran-pikiran negatif kita tersebut adalah bentuk ketidak terimaan kita terhadap kehendak Allah. Bukannya kebaikan yang kita dapatkan, justru sebaliknya.

Maka seyogyanya kita senantiasa berprasangka baik kepada Allah, meyakini semua yang Allah timpakan kepada kita adalah bentuk cinta dan kasih sayang Allah. Kesulitan-kesulitan itu adalah sarana yang Allah berikan untuk menaikkan derajat kita. Kalau kita bisa melaluinya dengan kesabaran dan optimistis, maka kualitas kita akan semakin baik. Namun jika kita tidak mampu menyikapinya dengan baik, kualitas diri kita akan semakin memburuk disisi Allah.

Dikisahkan ada seorang Badui yang bertanya kepada Rasulullah, siapa yang akan menghisabnya nanti di hari kiamat. Kemudian Rasulullah menjawab, Allah sendiri yang akan menghisabnya. Lalu si Bandung itu berkomentar, “baguslah kalau begitu, karena hubunganku dengan Allah baik baik saja. Aku senantiasa berprasangka baik kepada-Nya, bersyukur atas nikmat-Nya, menjalankan apa yang diperintahkan-Nya. Oleh sebab itu aku tidak merasa memiliki hubungan yang buruk dengan Allah.” Lalu Nabi sallallahu alaihi wasallam mengatakan bahwa orang ini adalah ahli surga.

Dari penggalan kisah tersebut mengingatkan kita pentingnya husnuzhan kepada Allah, dalam hal apapun, termasuk bagi seorang penghapal Al-Quran. Karena dengan berprasangka baik kepada Allah akan membuat kita optimistis dan memiliki energy untuk terus istiqamah menghafal dan murajaah. Wallahu a’lam.

Sumber : https://sobatquran.id/

Bagikan: